Jakarta - Wali Kota Jakarta Selatan Marullah mengatakan, kegiatan subuh berjemaah di masjid bukan program resmi pemerintah yang dicanangkan tahun ini seperti program magrib mengaji.
"Kalau subuh berjamaah itu program yang tiap minggu saya lakukan," kata Marullah ketika ditemui Tempo di Masjid Nurul Huda, Jalan Kebagusan, Jakarta Selatan, Ahad, 11 Januari 2019.
Marullah mengatakan, setiap pekan, dia akan berkeliling ke masjid-masjid di Jakarta Selatan untuk ikut salat subuh berjemaah. Bahkan, menurut Marullah, masjid yang ia kunjungi kadang berada di luar Jakarta Selatan.
Marullah berujar, karena bukan program resmi, pemerintah tidak menganggarkan dana untuk subuh berjamaah. "Tidak ada APBD, kita jalan saja," kata dia.
Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan memiliki anggaran khusus untuk magrib mengaji Rp 1,5 miliar untuk program magrib mengaji. Program itu akan terealisasi pada Januari 2019.
Pemerintah menggelontorkan dana Rp 550 ribu per pertemuan untuk masing-masing 65 kelurahan di Jakarta Selatan.
"Tiap kelurahan empat kali magrib mengaji dalam satu bulan," kata Marullah saat dihubungi Tempo, Kamis, 10 Januari 2018.
Program magrib mengaji akan dihelat selama 11 bulan. Jika dihitung, anggaran program total berjumlah Rp 1,5 miliar.
Marullah mengatakan dana tersebut masuk dalam pos program pembinaan mental dan spiritual dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah. Sementara itu, anggaran tersebut telah dilimpahkan ke tiap-tiap kelurahan.
Program magrib mengaji bertujuan menjadikan masjid sengaja safe house, khususnya bagi remaja. Program itu dilakukan untuk menekan kenakalan remaja seperti tawuran dan penggunaan narkoba.
Simak artikel tentang Wali Kota Jakarta Selatan di kanal Metro Tempo.co.